Hikmahdanhikmah.com - Pada tahun ketiga belas kenabian (diutusnya Rasulullah SAW sebagai rasul), sekelompok orang dari Madinah bertemu dengan Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam di daerah Aqabah yang berada di dekat Mina, Makkah. Mereka memegang tangan mulia Rasulullah SAW dan berbaiat kepadanya seraya berkata, “Demi Allah SWT yang telah mengutusmu sebagai seorang nabi yang hak, kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi diri dan keluarga kami sendiri.” Dalam sejarah Islam, peristiwa ini disebut Baiat Aqabah Kedua.
Orang-orang yang melakukan baiat tersebut berjumlah 75 orang, yang terdiri dari 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Dua orang perempuan tersebut adalah Nusaibah Radhiyallāhu ‘anhā, yang dikenal dengan nama Ummu Umarah, dan Asma binti Amr Radhiyallāhu ‘anhā yang berasal dari Bani Salamah. Setelah semua laki-laki berbaiat, kini giliran kaum perempuan akan berbaiat.
Suami Nusaibah R.Anha, Ghaziyah bin Amr RA, memberi tahu Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, di sini ada dua orang perempuan bersama kami. Mereka juga ingin berbaiat kepadamu.” Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Aku telah menerima baiat mereka, tetapi aku tidak bersalaman dengan kaum perempuan.”
Nusaibah R.Anha ikut bergabung dalam beberapa peperangan untuk melaksanakan tugas seperti membagikan air kepada para mujahid. Beliau bersama suami dan dua orang anaknya, Habib dan Abdullah, juga ikut serta dalam Perang Uhud.
Dalam Perang Uhud, ketika umat Islam telah meraih kemenangan, pasukan musuh membalikkan keadaan dan membuat pasukan umat Islam hancur berantakan lalu menyerang Rasulullah SAW. Sementara itu, Rasulullah SAW menghadapi pasukan musuh tanpa gentar sedikitpun. Sebagian sahabat pun berdiri di sekeliling Rasulullah SAW dan melindungi beliau dengan sekuat tenaga yang mereka miliki.
Baca juga ; inilah keberanian rasulullah saw.
Pada saat itu, Nusaibah R.Anha maju dan bertarung dengan sangat berani. Bahkan, dia berhasil membunuh seorang tentara berkuda yang berniat menyerang Rasulullah SAW dengan cara melukai kaki tentara tersebut hingga terjatuh dari kudanya.
Meskipun dirinya sendiri terluka di beberapa bagian tubuhnya dan berlumuran darah, beliau tetap memotivasi suami dan putranya untuk terus bertarung dan memberi mereka keberanian tanpa ragu. Ke arah mana pun musuh menyerang, beliau beserta suami dan anak-anaknya pergi ke sana dan bertarung.
Oleh sebab itu, mereka mendapat kemuliaan doa Rasulullah SAW, “Ya Rabbi, jadikanlah mereka tetanggaku di surga!” Di samping itu, Rasulullah SAW berkata, “Pada hari itu, ke mana pun aku melihat, aku selalu melihat Ummu Umarah tengah berperang demi melindungiku."
Dalam Perang Uhud, Ibnu Qamiah, salah seorang tentara berkuda dari pasukan musuh, ingin menyerang Rasulullah SAW. Kemudian, Nusaibah R.Anha bergegas untuk menghadapinya. Meskipun telah mengayunkan pedangnya sebanyak tiga kali ke arah Ibnu Qamiah, serangan Nusaibah R.Anha tidak membuahkan hasil apa-apa karena Ibnu Qamiah mengenakan dua lapis zirah. Sementara itu, Ibnu Qamiah berhasil mendaratkan pedangnya dan melukai pundak Nusaibah R.Anha. Setelah itu, Ibnu Qamiah membunuh Mush’ab bin Umair RA hingga mati syahid.
Nusaibah R.Anha juga ikut serta dalam Perang Yamamah yang dipimpin oleh Khalid bin Walid RA pada masa Kekhalifahan Sayidina Abu Bakar Radhiyallāhu ‘anhu. Dalam perang tersebut, putranya yang bernama Habib mati syahid dan dirinya pun terluka di dua belas bagian tubuhnya. Ketika Nusaibah R.Anha menyerang untuk membunuh Musailamah Al-Kadzab yang mengaku sebagai nabi, tangannya dipotong dari pergelangannya oleh seorang tentara musuh. Meskipun demikian, Nusaibah R.Anha tidak mundur dan terus menyerang, lalu ketika melihat Musailamah telah terbunuh, dia bersujud dan bersyukur kepada Allah SWT.
Nusaibah R.Anha telah meriwayatkan sebagian hadis syarif. Beliau merupakan salah seorang juru bicara para sahabat wanita karena kefasihannya dalam berbicara.
Suatu hari Nusaibah R.Anha mendatangi Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, laki-laki selalu disebutkan (di dalam Al-Quranul Karim), sedangkan wanita sama sekali tidak pernah disebutkan (apakah tidak ada kebaikan sama sekali dalam diri kami?)” Atas hal ini, turunlah surah Al-Ahzab ayat 35 yang berbunyi, “Sungguh, Allah SWT telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar bagi laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin,
Baca juga ; Amalan apa yang berpahala besar.
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah SWT.” Radhiyallāhu ‘anhā. ( Sumber Artikel fazilet takvimi)