Kehidupan
Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di kehidupan rumah tangga....
1.Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’, ia tak suka bila ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini....
"Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !
“Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !”
Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.
Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja...
“Dalam hati dia berkata : "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri.
Tak akan ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.
Ketika hendak pergi untuk interview, ayahnya berpesan :
“Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri....”
Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara....
Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang.
Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.
Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.
Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak.
Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.
Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. ...
Dia perlahan menaiki tangga.
Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.
Peringatan ayahnya terngiang di telinganya :
"Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"
Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.
Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?
Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" ...
Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.
Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.
Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong....
Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.
Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.
Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis....
Sesampainya di depan meja, pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
"Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"
Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?"
Dia bingung.
Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang boss lalu melanjutkan :
"Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini.
Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.
Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...
Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon...
Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu...
Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !”
Hatinya terharu, dia ingat ayahnya....
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ibu ayahnya.
Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya...
Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna...
.....Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini.......
Ayah ! Ma'afkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.
Dia akan minta maaf kepada ayahnya, dia akan ajak ayahnya melihat tempat kerjanya...
Dia pulang ke rumah dengan bahagia...
Apapun yang orang tua katakan pada anaknya, adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !
"Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya"...
Untuk menjadi pribadi yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.
Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita...
Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..
Tetapi ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya...
Ayah dan ibu adalah pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan...
Perlakukanlah orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan...
Untuk dibagikan ke para orang tua dan anak-anak tercinta....
Ketika KEHIDUPAN memberi seribu alasan untuk menangis...
tunjukkanlah bahwa kita mempunyai sejuta alasan untuk tetap TERSENYUM...
Nikmatilah setiap detik waktu dan akhiri kelelahan disetiap hari dengan KEIKHLASAN dan KETULUSAN HATI...
Indahnya hidup bukan karena seberapa banyak orang mengenal kita...
tetapi seBERAPA BANYAK ORANG MENJADI BAHAGIA karena mengenal kita...
hari esok adalah harapan dan sukacita.
(alhikmah)
Hikmah Dalam Kejadian
Hambatan bukanlah berarti kesulitan , tetapi pintu menuju keberhasilan...
Kelancaran bukanlah berarti kemudahan , tetapi peringatan untuk kewaspada'an...
Sakit bukanlah berarti ketidak berdayaan , tetapi media untuk perenungan...
Kesehatan bukanlah berarti kebebasan , tetapi fasilitas untuk kesungguhan...
Miskin bukanlah berarti kehinaan , tetapi jalan menuju Tawakal...
Kaya bukanlah berarti kemulia'an , tetapi tanda untuk menjadi dermawan...
Lapar bukanlah berarti kelemahan , tetapi kekuatan untuk melawan nafsu...
Kenyang bukanlah berarti kekuatan , tetapi isyarat untuk keperihatinan...
Tangis bukanlah berarti kesedihan , tetapi sentuhan hati atas nikmat yg diterima...
Tawa bukanlah berarti kebahagiaan , tetapi kemampuan mengalahkan hasrat kesenangan...
Sepi bukanlah berarti ketenangan , tetapi kegaduhan hati untuk melakukan kebaikan...
Kebisingan bukanlah berarti keramaian , tetapi kesepian hati kala tak mampu berbuat kebaikan...
Memberi bukanlah berarti menolong , tetapi sesungguhnya kita sedang menerima pertolongan...
Menerima bukanlah berarti terhina , tetapi sesungguhnya kita sedang dibangkitkan...
sumber:(Nailul Authar)
Dalam kita mencari kebenaran, terkadang kita akan berjumpa kepalsuan.
Dalam kita mencari ketenangan, terkadang kita akan berjumpa kesulitan.
Dalam kita mencari keaslian, terkadang kita akan berjumpa dengan tiruan.
Dalam kita mencari kegembiraan, terkadang kita akan berjumpa kesedihan.
Dalam kita mencari ketulusan,terkadang kita akan berjumpa dengan keraguan.
Dalam kita mencari kebahagiaan, terkadang kita akan berjumpa dengan ujian.
Dalam kita mencari jawapan, terkadang kita akan berjumpa dengan kekeliruan.
Dalam kita mencari kesempurnaan, terkadang kita akan berjumpa kekurangan.
Dalam kita mencari TUHAN, di situlah terletaknya segala kebahagiaan.
Begitulah kehidupan, semuanya mengikut aturan ALLAH Yang Maha Mengetahui.
2.ada buah kisah Muhasabah baik buat Ketika BJ Habibie berpidato diKairo, beliau berpesan "Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih manfaat untuk umat Islam. Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama
Sepi penghuni... Istri sudah meninggal...
Tangan menggigil karena lemah... Penyakit menggerogoti sejak lama... duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya sukses... Berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri... » Ada yang sekarang berkarir di luar negeri... » Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi... » dan ada pula yang jadi pengusaha ... Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...
Namun.... Saat tua seperti ini dia 'Merasa Hampa', ada 'Pilu Mendesak' disudut hatinya......
Tidur tak nyaman... » dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yang penuh kenangan...
Di rumahnya yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...
Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
Dari sudut mata ada air yang menetes..
Rindu dikunjungi anak2nya...
Tapi semua anaknya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain...
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan....
Sudah terlanjur melemah.... Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak ... Sepanjang waktu
Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya....
Atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti......
Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...
Yang pasti hanyalah KEMATIAN.
Rumah Besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya...
Anak Sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...
Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang...
Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .?
Kira-kira jika malaikat 'Datang Menjemput', akan seperti apakah kematiannya nanti
Siapa yang akan memandikan ?
Dimana akan dikuburkan ??
Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?
Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula...
Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ???
Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ???
Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama???
Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja...
Kalau lah Sempat' menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat2 di Jalan Tuhan yang lainnya...
Kalau lah Sempat' dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang......
Kalau lah Sempat' memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yg memerlukan.....
Kalau lah Sempat' membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat dan handai taulan......
Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi 'Amal Penolong' nya ......
Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi 'Orang yang Shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan....
Ibadah dan sedekahnya di bimbing / diajarkan dan diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam', 'Meneteskan Air Mata' medoakan orang tuanya.
Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama ....
KALAULAH SEMPAT
Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ? Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri. Kenapa kita tidak lebih serius 'Menyiapkan Bekal' untuk menghadap-NYA dan 'Mempertanggung Jawabkan' kepadaNya?
Jangan terbuai dengan 'Kehidupan Dunia' yang bisa melalaikan.......
Kita boleh saja giat berusaha di dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang dan kekal di akhir Hidup
3 Hal yang Menyedihkan serta Memilukan :
1.Seorang lelaki yang Tidak Pernah Masuk ke masjid Kecuali jenasahnya.
2 Seorang wanita Yang Tidak Pernah Menutupi auratnya Kecuali Ketika Dia dikafankan.
3.seseorang yang tidak pernah mau bersedekah kecuali Ketika keluarga nya bersedekah atas namanya Ketika Dia Sudah di alam kuburpun itupun jika keluarga nya peduli.
Ia selalu terlambat,bagai sebuah penyesal
Tetapi Dia Begitu CEPAT dan SIGAP, Memburu Perkara dunia.
Firman ALLAH Ta'ala :
بل تؤثرون الحياة الدنيا
“Sedangkan kamu lebih mengutamakan kehidupan dunia...”
(QS AL-A'LA : 16 )
Demikianlah, Sikap KEBANYAKAN Manusia :
1.kita biasanya masuk Ke Tempat Kerja, Segera Sebelum pada waktunya
2.kita Biasanya tiba di lapangan terbang, cepat sebelum waktunya
3.kita biasanya datang (menunggu giliran) di rumah sakit buru-Buru sebelum waktunya.
4.kita biasanya berada di dalam stasiun kereta api, 2 atau 3 jam sebelum waktu berangkat.
Akan tetapi tatkala kita mendengar suara azan kita seringkali bersantai tanpa merasa bersalah apa-apa.
Kalau dimasa lalu kita diajarkan waktu adalah uang,mulai saat ini kita belajar waktu adalah ibadah
Mulai Saat ini
WAKTU Adalah NAFAS Yang Setelah Terlewat, Tidak Akan Bisa Kembali..!
WAKTU Adalah IBADAH Karena Setiap Detik Harus Bernilai Ibadah. Apa Pun Aktivitasnya.
manusia Sesungguhnya Hanya pengendara Di Atas Punggung Usianya.
DIGULUNG Hari Demi Hari, Bulan Dan Tahun, Tanpa Terasa.
NAFAS KITA Terus Berjalan, Seiring Jalannya Waktu, Setia Menuntun Kita Ke Pintu Kematian.
Sesungguhnya DUNIALah Yang Makin Kita JAUHI...Dan
LIANG KUBURLah Yang Makin Kita DEKATI....
1 Hari Berlalu, Berarti 1 Hari Pula Berkurang Usia Kita.
Umur Kita Yang Tersisa Di Hari Ini Sungguh Tidak Ternilai Harganya,
Sebab Esok Hari Belum Tentu Jadi Bagian Dari Diri Kita.
Karena Itu, JANGAN BIARKAN HARI INI Berlalu Tanpa KEBAIKAN Yang Bisa Kita LAKUKAN
JANGAN Tertipu Dengan USIA MUDA Karena SUyARAT Untuk MATI, Tidaklah Harus TUA
JANGAN Terperdaya Dengan Badan SEHAT Karena SYARAT MATI Tidak Pula Harus SAKIT...
TERUSLAH
Berbuat Baik…
BERKATA BAIK..
WALAU Tidak Banyak Orang Yang Mengenali Kebaikan Kita Tapi KEBAIKAN Yang Kita Lakukan Adalah *KEBAHAGIAAN Dimana Perbuatan BAIK Kita di ketahui Allah SWT dan Akan Terus Dikenang Oleh Mereka Yang Tahu yang Kelak Kita Tinggalkan.
Jadilah Seperti AKAR Yang TIDAK TERLIHAT Tapi Tetap MENYOKONG KEHIDUPAN....
Jadilah Seperti ANTUNG Yang TIDAK TERLIHAT*, Tapi Terus BERDENYUT Setiap Saat TANPA HENTI;
Hingga Membuat Kita TYERUS HIDUP, Sampai BATAS WAKTUNYA UNTUK BERHENTI..
TEMAKIN JAUH Kita Meninggalkan Hari Kelahiran. Semakin Dekat Kita Menuju Hari kematian..
KEMATIAN ITU PASTI &..
Tetapi Mati Yang Baik atau Buruk, adalah *PILIHAN
Mari... Jadikan HARI INI LEBIH BAIK Dari HARI KEMARIN dan HARI ESOK Harus Lebih Baik Dari Hari Ini.....
Mari niatkan hidup untuk menggapai keridhoan Allah ta'ala.
Dalam sebuah acara Reuni,beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu.
Mereka menceritakan kisah sukses masing-masing.Ada yang menjadi Wakil Bupati, direktur BUMN, ada yang menjadi direktur Bank, ada yg menjadi pengusaha sukses, pns, Guru, dokter, arsitek, pengacara, Anggota dewan, Ketua Lsm, Wartawan, konsultan, kepala desa dll.
Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, guru tsb segera ke dapur kmdn mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik.
Sudah, sudah. Ngobrolnya berhenti dulu. Ini Bapak sudah siapkan kopi buat kalian.Seru sang guru memecah keasyikan obrolan mereka.
Hampir serempak, mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat.
Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek.
Lantas, setelah semua mendapatkan cangkirnya, sang guru pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.
Mari, silakan diminum,ajak sang guru, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek.
Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.Wah, enak sekali Pak.Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,”timpal salah satu murid yang langsung diiyakan oleh teman yang lain.
Nah, kopinya enak ya? Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk memilih cangkir yang paling bagus hingga hanya menyisakan satu cangkir paling jelek ini?
tanya sang guru.
Murid-murid itu pun saling berpandangan.
Perhatikanlah, bahwa kalian semua memilih cangkir yg bagus dan kini yg tersisa hanyalah cangkir yg murah dan tidak menarik.
Memilih hal yg terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu.
Kalian secara otomatis melihat cangkir yg dipegang orang lain dan mulai membandingkannya.
Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yg kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.
Hanya hiup kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan ibadah, seperti kopi dalam analogi tsb di atas, sedangkan cangkirnya adalah sarana, pekerjaan, jabatan, atau harta benda yg kita miliki.
Semua alumni tertegun mendengar penjelasan dari sang guru.Penjelasan dari sang guru telah menyentak kesadaran mereka
Anak-anakku tercinta.
lanjut sang guru.
Janganngan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati.
Cangkir bukanlah yg utama, kualitas kopi itulah yg terpenting.
Jangan berpikir bahwa kekayaan yg melimpah, sarana yg mewah, karier yg bagus dan pekerjaan yg mapan merupakan jaminan kebahagian hidup dan kenikmatan dlm beribadah.
Itu konsep yg sangat keliru.
Kualitas hidup dan ibadah kita ditentukan oleh "Apa yg ada di dalam" bukan Apa yg kelihatan dari luar.?
Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas, adalah sebuah predikat yang disandang.Tak salah jika kita mengejarnya tidak salah pula bila kita ingin memilikinya.
Namun, semua itu hanya sarana.
Sarana hanya bermanfaat apabila bisa mengantarkan kita pada tujuan
Apa gunanya memiliki segala sarana, namun tidak pernah merasakan kedamaian ketenteraman ketenangan, dan kebahagian sejati di dalam kehidupan kita?
Itu sangat menyedihkan._karena hal itu sama seperti kita menikmati kopi kualitas buruk yg disajikan di sebuah cangkir kristal yg mewah dan mahal.
Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.
Selamat menikmati secangkir kopi kehidupan
Tags : Kisah hikmah
Yudi hartoyo
Admin Yayasan yatim,dhuafa
blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com
- Yudi hartoyo
- Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
- temandalamtaqwa@gmail.com
- +6285 2680 70123
Posting Komentar